Tembang Pribumi
Musik adalah Ungkapan Perasaan Manusia, bukan Ukuran Status Sosial.
Sabtu, Februari 02, 2008
Ariesta Birawa Group



Mungkin anda lebih mengenal Ariesta Birawa Group dengan personil : Oedin Syach, Jeffry Zaenal, Noerche. Tapi sebenarnya ada beberapa personil pengiringnya, antara lain seorang pemuda bernama Arkan. Dimana dia sekarang ?.

Melihat beberapa musisi lawas yang sekarang sering ngempi, dengan berbagai profesi yang terlihat cukup mapan, seperti ada yang menjadi Diplomat, mengelola PH, atau tetap menulis lagu untuk jingle atau soundtrack sinetron.
Tapi ternyata banyak juga musisi lawas yang nasibnya di ujung tanduk, seperti Fariz RM dan Achmad Albar !!!, Iwan Madjid, yang menghilang setelah keluar penjara karena narkoba.
Tapi terbayang nggak, kalau musisi lawas ada yang jadi penjual air pikulan ?. Lalu Arkan ini apa kabarnya ?. Dimana kita bisa menemui dia ?. Dimana rumahnya ?. Jawabannya menyedihkan !!, Arkan bisa ditemui di Makam Tembok Surabaya !!. Rumahnya ?, "Beralaskan bumi dan beratapkan langit !!". Pekerjaan dia sekarang ? "Gelandangan !!".
Konon kalau Mus Mulyadi kebetulan mampir ke Surabaya, Mus selalu memberi dia uang sekedarnya untuk menanggung hidup. Sungguh Tragis.

Label:

posted by Tembang Pribumi @ 10:54 AM   0 comments
Titik Nadir Rocker Wanita Sylvia Saartje


Republika Senin, 24 September 2007
Oleh Denny Sakrie

Siapakah penyanyi rock wanita pertama di Indonesia? Jawaban yang mendekati dipastikan adalah Sylvia Saartje. Jauh sebelum booming istilah lady rockers di dasawarsa 80-an yang melekat pada sosok, seperti Nicky Astria, Nike Ardilla, Mel Shandy, Ita Purnamasari, Yosie Lucky, Ayu Laksmi, Atiek CB, Lady Avisha, Cut Irna, dan masih sederet panjang lainnya.
Nicky Astria dan kawan-kawan patut berterima kasih kepada Sylvia Saartje yang bisa dianggap sebagai pembuka jalan bagi mencuatnya penyanyi rock wanita. Disayangkan, sosok Sylvia Saartje nyaris tak terdengar lagi kiprahnya. Tak sedikit yang tidak mengenal siapa Sylvia Saartje, wanita berdarah Maluku - Belanda yang dilahirkan 15 September 1957 di Arnhem, Belanda.
Namun, bagi penggemar musik rock era 70-an, Sylvia Saartje yang kerap dipanggil dengan nama kesayangan Jippie ini adalah daya tarik sebuah pentas pertunjukan rock yang saat itu didominasi oleh para pemusik lelaki. Bisa dibilang, Sylvia Saartje berlenggang sendirian dalam kancah musik rock Indonesia.
Nuansa Blues

Bayangkan, ketika majalah anak muda terbitan Bandung, Aktuil menggelar pertunjukan beraroma keras bertajuk Vacancy Rock pada 1972, Sylvia tercatat sebagai satu-satunya artis wanita yang berjingkrak-jingkrak meneriakkan lagu-lagu rock. Saat itu, ia dianggap pas melantunkan repertoar milik grup legendaris Led Zeppelin. Rasanya hanya Sylvia jualah yang pas menghayati nuansa blues milik almarhumah Janis Joplin.
Bahkan, di tahun 1974 dalam sebuah pertunjukan musik rock di kampus Universitas Padjadjaran Bandung, Sylvia mendapat sambutan luar biasa ketika menyanyikan lagu Pink Floyd dari album Dark Side of The Moon bertajuk 'The Great Gig in The Sky'. Penampilan vokalnya nyaris sempurna. Saat itu secara tidak langsung penonton langsung membandingkan vokal Sylvia dengan Claire Tory, artis wanita yang menjadi penyanyi tamu dalam album Pink Floyd.
Dunia Seni

Sylvia Saartje, yang saya temui di Bali beberapa waktu lalu, bercerita panjang lebar mengenai kiprahnya di dunia musik. ''Sebetulnya aku tak hanya berkarier di musik. Tapi juga di teater, film, fashion, dan juga menari,'' cerita Sylvia Saartje yang tahun ini genap berusia separuh abad.
Bakat menyanyi mulai terlihat sejak kecil tatkala Sylvia Saartje aktif tergabung dalam paduan suara gereja. Dalam usia 10 tahun, dia pun telah memberanikan diri mengikuti ajang Bintang Kecil di RRI Malang, Jawa Timur. Sylvia memang memilih musik sebagai pilihan hidup. Ketika berusia 11 tahun, dia mulai diajak bergabung sebagai vokalis band Tornado. ''Saya bergabung dengan Tornado dari tahun 1968 hingga 1970,'' ungkapnya. Di tahun 1970, ia mulai mengukir prestasi dengan masuk sebagai 10 besar finalis Lomba Bintang Radio se-Provinsi Jawa Timur.
Walaupun berkutat dengan musik pop, namun, nurani Sylvia bergelegak dalam pusaran dinamika musik rock. Memasuki dasawarsa 70-an, seniman ini mulai terlihat fokus menyanyikan repertoar rock dengan diiringi sederet grup musik yang berada di Jawa Timur, mulai dari The Gembell's, Bentoel, Avia's, Elfira, Bad Session, Oepet, Arfack Band, dan banyak lagi.
Senia Peran

Di samping memilih jalur musik rock, Sylvia Saartje pun mengembangkan bakat seni peran yang dimilikinya. Pada tahun 1972, sutradara Ostian Mogalano mengajak Sylvia ikut bermain dalam film laga bertajuk Tangan Besi. ''Saat itu aku memang ingin cari pengalaman seni di luar musik. Kebetulan dapat peran kecil,'' paparnya.
Pada dasawarsa 80-an, Sylvia banyak terlibat dalam beberapa film layar lebar, di antaranya mendapat peran utama dalam film Gerhana (1985). ''Selain berakting, saya juga diminta untuk menulis ilustrasi musiknya bersama Buche Patty,'' tambahnya lagi.
Band Wanita

Di tahun 1976, wartawan Mashery Mansyur berniat membentuk band rock wanita. Lalu menyatulah nama-nama, seperti Sylvia Saartje (vokal), Reza Anggoman (keyboards), Rini Asmara (drums), Senny (bass), Lis April (gitar), dan Lenny (gitar) dalam sebuah band dengan nama The Orchid. Sayangnya, usia grup ini tidak panjang. Setelah dikontrak bermain di beberapa tempat, The Orchid pun dinyatakan bubar. ''Walau gagal dalam membentuk band, tapi semangat bermusik saya tak pernah pudar,'' ujar Sylvia Saartje.
Setahun kemudian, Ian Antono, gitaris God Bless, menawarkan solo karier bagi Sylvia pada perusahaan rekaman Irama Tara. ''Saya merasa senang luar biasa. Apalagi yang mengajak saya adalah Ian Antono, pemusik rock ngetop yang seasal dengan saya, yaitu Malang. Tuturnya "Saat itu, Ian Antono baru saja sukses menggarap album Duo Kribo di perusahaan Irama Tara. Ternyata album bertajuk Biarawati berhasil sukses di pasaran. Lagu ini sering diputar di berbagai radio swasta di penjuru Nusantara".
Sayangnya, kerja sama dengan Ian Antono hanya berlangsung di album perdana saja. ''Saya sempat frustrasi, karena album-album solo sesudahnya tidak mampu menyamai sukses album Biarawati" kata Sylvia Saartje dengan mata menerawang.
Padahal, album-album solo Sylvia Saartje justru didukung banyak pemusik berkualitas, semisal Jopie Item, Christ Kaihatu, Farid Hardja, Country Jack, Debby Nasution, dan Totok Tewel. ''Mungkin, karena persenyawaan saya dengan gaya musik mereka tidak cocok,'' ujarnya lagi.
Sejak tahun 1997, praktis Sylvia Saartje memang belum pernah merilis album baru lagi. ''Tapi, saya terus menulis lagu.''
Musik memang telah menyatu dalam pembuluh nadinya.
DISKOGRAFI

1. Biarawati - Irama Tara 1978
2. Kuil Tua - Irama Tara 1979
3. Puas - Irama Tara 1981
4. Mentari Kelabu - Irama Tara 1982
5. Ooh! (Irama Tara 1983)
6. Jakarta Blue Jeansku (Irama Tara 1984)
7. Gerhana (Insan Record 1986)
8. Take Me with You (Logiss Record 1994)
9. Berdayung Sampan (SKI 1995)
10. Skali Lagi! (SKI 1996)
FILMOGRAFI

1. Tangan Besi (PT Garuda Film,1972) aktris
2. Barang Antik (PT Kalimantan Film 1983) aktris
3. Gerhana (PT Inem Film 1985) aktris/Music Score
4. Kodrat (PT Multi Permai Film 1986) aktris
(Denny Sakrie )

Gambar dari kaset indonesia

Label:

posted by Tembang Pribumi @ 10:38 AM   1 comments
Jumat, Februari 01, 2008
150 Album Indonesia Terbaik versi Rolling Stone Indonesia

150 Album Indonesia Terbaik versi Rolling Stone Indonesia




1. Badai Pasti Berlalu (Irama Mas, 1977) => punya

2. Guruh Gipsy (Guruh Gipsy, 1976) => punya

3. Lomba Cipta Lagu Remaja 1978 (DD Record, 1978) => punya

4. Dheg Dheg Plas – Koes Plus (Melody, 1969)

5. Suit-Suit He…He (Gadis Sexy) – Slank (Project Q, 1991)

6. To The So Called The Guilties – Koes Bersaudara (Mesra, 1967) => punya

7. Api Asmara – Rien Djamain (Hidayat, 1975) => punya

8. Swami (Airo Production, 1989) => punya

9. 4 Through The Sap – PAS (Nova/Sap, 1994)

10. Ken Arok – Harry Roesli (Eterna Record, 1977)

11. Begadang – Oma Irama (Yukawi, 1974)

12. Yopie Item & Idris Sardi Live (Pramaqua, 1977) =>punya

13. Musik Saya Adalah Saya – Yockie Soerjoprajogo (Musica, 1979)

14. Kus Bersaudara (Irama, 1964)

15. Roxx (Blackboard, 1992) =>punya

16. Pure Saturday (Bacott/Ceepee, 1996)

17. Sakura – Fariz RM (Akurama, 1980) => punya

18. Lagu Gumarang Jang Terkenal (Mesra, 1960)

19. Trio Bimbo 1971 (Polydor, 1971)

20. Jang Pertama – Dara Puspita (Mesra, 1965) => punya

21. Koes Plus Volume 2 (Dimitra, 1970) => punya

22. Naif (Bulletin, 1998)

23. Camellia I – Ebiet G. Ade (Jackson Record, 1979) => punya

24. Citra Ceria – Vina Panduwinata (Jackson Record, 1984) => punya

25. Si Djampang – Benjamin S. (Melody, 1969)

26. Terbaik Terbaik – Dewa19 (Aquarius Musikindo, 1997) => punya

27. Sarjana Muda – Iwan Fals (Musica Studio’s, 1981) => punya

28. Kebyar Kebyar – Gombloh (Golden Hand) => punya

29. Kedua – Kla Project (Pro Sound) => punya

30. Koes Plus Volume 4 (Mesra, 1971) => punya

31. Tangan Tangan Setan – Nicky Astria (AMK Records, 1985)

32. Semalam Di Malaya – Saiful Bahri (Irama, 1961)

33. Sheila On 7 (Sony, 1999) => punya

34. Philosophy Gang – Harry Roesli’s Gang (Lion Record, 1973)

35. Hotel Van Vincente – Transs (Akurama, 1981)

36. Giant On The Move – Giant Steps (RM Recording, 1977) => punya

37. Oslan Husein (Irama, 1964) => punya

38. Koes Plus Volume 5 (Mesra, 1971) => punya

39. Pemuda – Chaseiro (Musica Studio’s, 1978) => punya

40. Centralismo – Sore (Aksara, 2005)

41. Reborn – Indra Lesmana (BMG, 2000) => punya

42. Nyanyian Fajar – Leo Kristi (Golden Hand, 1976) => punya

43. God Bless (Pramaqua, 1976) =>punya

44. Di Batas Angan Angan – Keenan Nasution (Irama, 1978) => punya

45. Duo Kribo Original Soundtrack (Musica Studio’s, 1978) => punya

46. Dunia – Gigi (Union Artist, 1995)

47. Papaja Mangga Pisang Jambu (Irama, 1957) => punya

48. Musim Bunga – Franky & Jane (Jackson, 1977)

49. Indahnya Sepi – Candra Darusman (Irama Tara, 1981) => punya

50. Jurang Pemisah – Yockie Soerjoprajogo (Pramaqua, 1978) => punya

51. Sabda Alam – Chrisye (Musica Studio’s. 1978) => punya

52. Doa Ibu – Titiek Puspa (Irama, 1966)

53. Titik Api – Harry Roesli (Aktuil, 1976)

54. Panggung Perak – Fariz RM (Akurama, 1981) => punya

55. Sesuatu Yang Tertunda – Padi (Sony, 2001) => punya

56. Kampungan – Slank (Project Q, 1991)

57. Puspa Indah Taman Hati – Chrisye (Musica Studio’s, 1979) => punya

58. Kisah Pasar Baru (Irama)

59. My Diary – Mocca (Fast Forward Record, 2003) => punya

60. Krakatau (Bulletin, 1987) => punya

61. Megaloblast – Koil (Apocalyse, 2001)

62. Eka Sapta (Bali, 1963)

63. Bubi Chen And His Fabulous 5 (Irama, 1962)

64. Kantata Takwa (Airo Production, 1990) => punya

65. Netral (Bulletin, 1995)

66. Kemarau - New Rollies (Musica, 1979) => punya

67. Mata Dewa – Iwan Fals (Airo Production, 1989) => punya

68. Semut Hitam - God Bless (Logiss Records, 1988) => punya

69. Orang Gila – Iwan Fals (Harpa, 1994) => punya

70. Alam Raya – Abbhama (Tala & Co., 1979)

71. Living In The Western World – Fariz RM (Grammy, 1989)

72. Titik Cerah – Naif (Bulletin, 2003)

73. The Rollies (Remaco, 1972) => punya

74. Bahtera Asmara – Andi Meriem Mattalatta (Musica Studio’s)

75. Aku Pasti Datang – Utha Likumahuwa (Jackson Record, 1985) => punya

76. Manisku – Broery Pesolima (Hidayat, 1976) => punya

77. Rumah Ke Tujuh – Indra Lesmana (BMG, 2002) => punya

78. Melayang – January Christy (Aquarius/Pro Sound, 1990) => punya

79. Pasti – Karimata (Pro Sound, 1986) => punya

80. Intermezzo – Dian Pramana Poetra (Jackson, 1984) => punya

81. Sign Of Love – The Rollies (Purnama, 1973) => punya

82. Resesi – Chrisye (Musica, 1983) => punya

83. Bulan Di Asia – Java Jazz (Union Artist/Jamz, 1991) => punya

84. White Shoes & The Couples Company (Aksara, 2005)

85. Nadia & Atmosphere – Lemon Tree’s Anno ’69 (Golden Hand, 1978) => punya

86. Discus 1st (Mellow Record, 1999) => punya (ndak berani ngerip :D )

87. Interaksi – Humania (EMI/Swarabumi, 2000) => punya

88. Noor Bersaudara (Hidayat, 1977) => punya

89. The Beast – Edane (Airo, 1992)

90. Aku Sayang Kamu! – Iwan Fals (Musica, 1986)

91. Kidnap Katrina (Program, 1993)

92. Barong’s Band (Nirwana) => punya

93. Jezz – Karimata (Aquarius, 1991) => punya

94. Ghede Chokra’s – Shark Move (Shark Move, 1973) => punya

95. Festival Lagu Populer Indonesia 1987 (Bulletin, 1987) =>punya

96. Bintang Lima – Dewa (Aquarius, 2000) => punya

97. Gempita Dalam Dada – Harvey Malaiholo (Billboard, 1986) => punya

98. Andai Aku Besar Nanti – Sherina (Ceepee, 1997)

99. Rara Ragadi (Duba Record, 1979)

100. Produk Hijau – WOW! (Venus, 1983) => punya

101. In (No) Sensation – PAS (Aquarius, 1995)

102. Baur – Simak Dialog (Chico&Ira/Aquarius, 1999) =>punya

104. The Rollies (Popsound/Phillips, 1969) => punya

105. Trapesium – Symphony (Akurama, 1982) => punya

106. Matraman – The Upstairs (Sirkus Record, 2004)

107. JKT:SKG (Aksara, 2004)

108. Pahama Vol.1 (Bimbo Recording System, 1976)

109. Kubik (Target Pro, 1997)

110. Save My Soul – Padi (Sony, 2003) => punya

111. The Brandals (Sirkus, 2003)

112. The Adams v2.05 (Aksara, 2006)

113. Beyond Coma And Despair – Burgerhill (Revolt, 2006)

114. 1st – Maliq & D’essentials (Sould Out/Warner, 2005) => punya

115. Masa indah banget sekali pisan (40.1.24, 1997)

116. Bintang Di Surga – Peterpan (Musica, 2004)

117. Ku Ingin Kembali – Iwa K (Musica, 1993) => punya

118. Ekspresi – Titi Dwijayati (Granada, 1988) => punya

119. Cerita Cinta – Kahitna (Musica, 1994) => punya

120. Keajaiban – Reza (Aquarius, 1997) => punya

121. Keseimbangan – Ari Lasso (Aquarius, 2003) => punya

122. High Octane Rock – Seringai (Parau/Resswara, 2004)

123. 10 Finalis Festival Rock Se-Indonesia Ke V (Logiss, 1989)

124. Tha Nekrophone Dayz (Remnants & Traces From The Years Worth Living – Homicide (Subciety, 2006)

125. Getah (Hemagita/WEA, 1995)

126. Makara (Prosound, 1986)

127. Suara Persaudaraan (Suara Persaudaraan, 1986) => punya

128. Love and Turbo Action – Goodnight Electric (HFMF/Aksara, 2004)

129. Pancaran Sinar Petromak (DD Records, 1979)

130. Behind The 8th Ball – Rotor (Airo, 1992)

131. Ta’kan – Guest Band (Union Artist)

132. Teluk Bayur – Ernie Djohan (Remaco, 1964)

133. Buaya Ska – Waiting Room (Waiting Room Records, 1997)

134. Orexas – Remi Sylado (Duba, 1980)

135. Potret II (Aquarius, 1997)

136. Power One – Power Metal (Logiss, 1991)

137. Kembali Berdansa – Shaggydog (Pops, 2006)

138. 17 th Ke Atas – Flowers (Aquarius, 1996) => punya

139. Insting Psiko & Harmony – Plastik (Bulletin, 1997)

140. Waktu Hijau Dulu – Cherry Bombshell (Bulletin, 1997)

141. Kasmaran – Elfa’s Singers (Team Records, 1987) =>punya

142. Bidadari – Andre Hehanusa (Warna Musik, 1995) => punya

143. Rasa Baru – Cokelat (Sony, 2001) => punya

144. Balonku – Eno & Adi (Irama, 1963) => punya

145. Anak Pantai – Imanez (Aquarius, 1994)

146. Melly (Aquarius, 1998)

147. Albumnya Oppie – Oppie (Musica, 1993)

148. Ku Ingin – The Groove (Sony, 1999) => punya

149. Kuta Rock City – Superman Is Dead (Sony, 2002)

150. Ska-Phobia – Tipe-X (Pops, 1999)

Sumber : empinya mas Thomas

Label:

posted by Tembang Pribumi @ 2:33 PM   0 comments
Bubi Chen and His Fabulous 5
Irama, 1962 Diantara sedikit album jazz yang beredar pada dasawarsa '60-an, album ini memang pantas diperhitungkan sebagai album jazz Indonesia yang inspiratif. Bubi Chen adalah piansi yang seolah memiliki sentuhan midas. Setiap komposisi yang disentuhnya berubah menjadi jazz. Bersama dengan personilnya: Gitaris Jack Lemmers ( nama asli Jack lesmana ), drummer At Asni, bassis Sarono, dan penyanyi Nien, Bubi Chen yang kerap dijuluki Art Tatum asia ini mendandani sederet lagu pop dari Jepang ( Sakura dan Nanatsu Noko ), Italia ( Come Back To Sorroento ), Spanyol ( Torrero) termasuk pula karya-karya standard seperti "Begin and The Beguine" ( Cole Porter ), "Moon River" ( Mercer & Manicini ) atau "La Paloma" ( Yradier ). Dalam linier notes tertera "Rekaman dari lagu-lagu yang dimainkan oleh Bubi Chen and His Fabulous Five ini dilakukan pada malam hari mulai jam 21.00 hingga jam 04.00 pagi pada tanggal 17 Juli 1962 dan 20 Juli 1962" Bayangkan ditengah senyapnya malam, para pemusik jazz Indonesia ini menuangkan ekspresi bermusik. Tak berlebihan jika album ini disebut sebagai album jazz dengan cita rasa Indoensia yang kental, dan wajib disimak oleh generasi jazz sekarang ini.

Album ini mendapatkan urutan 63 versi RSI

Sumber : RSI & mas Thomas

Label:

posted by Tembang Pribumi @ 2:28 PM   0 comments
Gombloh - Kebyar & Kebyar
Gombloh, Golden Hand, Tahun 1977
Cita-cita Gombloh selalu besar. Dia ingin membentuk sebuah orkes besar yang beranggotakan 80 orang pemusik. Padahal dia belajar musik secara otodidak. Gitar adalah alat musik yang diakrabinya sejak masih duduk di bangku sekolah. Dengan percaya diri dia naik ke atas panggung dalam suatu acara musik di sekolahnya. Itulah langkah awalnya berkiprah sebagai pemusik profesional. Bergabung dengan Leo Kristi membentuk grup Lemon Trees tahun 1969, tapi keduanya kemudian berpisah, Gombloh meneruskan langkahnya dengan Lemon Trees. Namun yang kemudian membuatnya dikenang justru adalah karya setelah dia berjalan sendiri, Kebyar & Kebyar. Liriknya yang membangkitkan semangat nasionalisme menyebabkan lagu ini sering dibawakan dalam acara-acara tertentu yang bersifat nansional. Gombloh dikenal sebagai seorang yang dermawan. Ketika masih kecil mentraktir teman-temannya, bahkan pakaiannya rela diberikan pada yang meminta. Setelah dewasa, kebiasaannya ini diteruskan dengan membagi-bagikan hasil menyanyi kepada perempuan-perempuan penghibur di Surabaya. Kalau ada yg bertanya, dengan enteng Gombloh menjawab, "Mereka juga manusia, butuh makan, minum dan cinta". Indonesia Merah darahku, putih tulangku, Bersatu dalam semangatmu, dan Kebyar & Kebyar menjadi masterpiece Gombloh disamping Berita Cuaca dan Wong Wilaheng.

Album ini mendapat urutan ke 28 versi RSI

Sumber : RSI

Label:

posted by Tembang Pribumi @ 2:23 PM   0 comments
Chaseiro - Pemuda
Kegiatan ekstrakulikuler dari balik tembok kampus ternyata bisa menmbus isdutri musik. Itulah Chaseiro, kelompok musik yang merupakan akronim dari nama depan personilnya. Chandra Darusmam (Vokal, keyborad, penata musik), Helmi Indrakesuma (vokal), Aswin Sastrowardoyo (vokal, gitar), Edwin (flute), Irwan Indrakesuma (vokal), Rizali Indrakesuma (bass, vokal). dan Omen Sonisontani (vokal).

Para mahasiswa Universitas Indonesia ini menjuarai Festival Vocal Group dan ikut tampil dalam acara jazz yang digelar Jack Lesmana di TIM Jakarta.
Musik yang mereka mainkan adalah pop dengan sentuhan jazz. Harmonisasi vokalnya memang tak serumit The Manhattan Transfer atau Rare Silk, namun Chaseiro bisa disebut membuka jalan untuk grup-grup seperti Tiga Suara atau Katara di era 80-an.

Chandra Darusman merupakan motor dari Chaseiro. Dia menulis lagu, menata arransmen musik, bermain keyboard dan juga bernyanyi. Untuk arransmen vokal digarap Rizali Indra Kesuma yang kini menjadi seorang diplomat. Dalam bingkai musiknya, Chaseiro acapkali menoleh pada ragam musik Brazil seperti Bossanova dan Samba. Simak atmosfer Bossanova yang kental pada lagu "Dara" atau "Sapa Prabencana".

Tapi lagu "Pemuda" yang dijadikan tajuk album pada akhirnya menjadi anthem tak resmi dari gerakan mahasiswa di kampus-kampus di negeri ini. Dimana artinya "Berjuang Tanpa Sesuatu Pengorbanan".

Album ini mendapatkan urutan ke 39 versi RSI


Sumber : Rolling Stone , Desember 2007

Label:

posted by Tembang Pribumi @ 1:58 PM   0 comments
Album Terbaik 1997-2007 versi majalah Hai



Daftar ini tidak disusun berdasarkan peringkat :

- Potret : Potret II
- Chrisye : Kala Cinta Menggoda
- Dewa 19 : Pandawa Lima
- Reza : Keajaiban
- Netral : Album Minggu Ini
- Ahmad Band : Ideologi , Sikap, Otak
- Various Artists : Indie Ten
- Gigi : Kilas Balik
- Various Artists : Pesta Rap 3
- Tipe X : Ska Pobhia
- Kla Project : Klakustik
- Slank : Tujuh
- PAS Band : Psycho ID
- Krisdayanti : Mencintaimu
- Sheila On 7 : kisah Klasik Untuk Masa depan
- Jikustik : 1000 tahun
- Boomerang : Segitiga
- Naif : Jangan Terlalu Naif
- Slank : Virus
- Indra Lesmana : Reborn
- Ari Lasso : Sendiri Dulu
- Jamrud : Ningrat
- Padi : Sesuatu Yang Tertunda
- Mely & Anto Hoed : Ada Apa Dengan Cinta (OST)
- Naif : Titik Cerah
- Edane : ZAP/170 Volt
- Mocca : My Diary
- Iwan Fals : Incollaboration With
- Project Pop : Popok
- Various Artiss: JKT:SKRG
- Peterpan : Bintang Di Surga
- Erwin Gutawa : Salute To Koes Plus
- Gigi : Raihlah Kemenangan
- Opick : Istighfar
- Samsons : Naluri Lelaki
- Centralimo : Sore
- Nidji : Breaktrough
- The SIGIT : Visible Idea of Perfection
- Seringai : Serigala Militia
- Andra & The Backbone : Andra & The Backbone


Sumber : majalah Hai


Label:

posted by Tembang Pribumi @ 1:48 PM   0 comments
Pancaran Sinar Petromak
DD Records, 1979

Musik bergaya parodi adalah medium yang dipilih sekelompok mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Indonesia yang kemudian menghasilkan album bertajuk Pancaran Sinar Petromak. Nama itulah yang dipilih sebagai jatidiri. Tepatnya Orkes Moral Pancaran Sinar Petromak( PSP).
Mereka memparodikan nama grupnya dari grup dangdut era '70 an Orkes Melayu Pancaran Sinar Muda. Lagu-lagu dangdut yang tenar saat itu seperti "Pengalaman Pertama" (A. Rafiq), mereka bawakan dengan semangat bercanda. Suara suling bambu digantikan oleh tiupan flute. Di beberapa bagian tiba-tiba menyeruak sedikit jazz. Bahkan lagu "My Bonnie" dilekuk menjadi dangdut dengan aksen jazz tatkala Rizali, sang vokalis, menyanyikannya dengan meniru suara serak Louis Amstrong. PSP yang terdiri atas Omen. Monos,Ade Anwar, Andra Aditya, dan Eddy Hudioro juga menulis lagu sendiri seperti "Fatimah" yang sempat digemari khalayak. PSP pun acapkali menyelipkan kritikan. Sudah barang tentu dengan satir. PSP boleh jadi merupakan inspirasi bagi Project Pop, teamlo, hingga The Panasdalam pada era sekarang.


PSP dengan album ini, mendapat urutan ke 129 versi RSI

Label:

posted by Tembang Pribumi @ 1:43 PM   0 comments
Indra Lesmana - Reborn
BMG,2000
Album ini merupakan upaya kembalinya Indra lesmana ke khittahnya sebagai pemusik jaz yang sesungguhnya, setelah sekian lama Indra menyelami gugus pop. Tapi uniknya, beberapa lagu pop karya Indra juga bisa disimak disini, walaupun dengan arransmen yang rada memainkan jazz seperti "Aku Ingin" dan "Nostalgia" . Indra juga menyertakan kembali karya-karyanya di awal karir dulu seperti "Children of Fantasy" maupun "Sleeping Beauty" dengan arransmen yang lebih fresh. Pemusik yang mendukung album ini seolah mempertemukan dua generasi jazz, antara lain, Dewa Bujana, Bertha, Ermy Kullit, Risa Arshad, Sri Aksana Sjuman, Iwang Gumiwang , Ekky "Humania", Dullah Suwelleh, Benny Likumahuwa, dll. Indra tampaknya cukup hirau pada perkembangan musik jazz mutakhir. Gaya Nu Jazz bisa kita simak pada lagu "Nostalgia" atau "Milestones" milik Miles Davis yang digarap dengan nuansa clubbing. Setelah Reborn, barulah bermunculan grup-grup jazz belia seperti Sova, Parkdrive, hingga Maliq N' Deessentials.

Album ini mendapat urutan ke 41 versi RSI

Sumber : RSI

Label:

posted by Tembang Pribumi @ 1:41 PM   0 comments
Oslan Husein
Irama, 1964
Oslan Husein merupakan segelintir penyanyi yang juga berhasil menjadi bintang layar lebar. Walaupun tak pernah menganggap dirinya seorang pelawak, aksi layar lebar maupun cara bernyanyinya yang genit dan nyeleneh akan selalu mengundang senyum para penikmatnya. Bersama dengan Alwi, ia bisa dianggap sebagai penghubung fenomena seniman multitalenta era Bing Slamet dengan Benyamin S pada masa berikutnya. Album ini merupakan kumpulan lagu-lagu yang terdapat pada film layar lebar produksi Sarinande periode 1960- 1962 yang beberapa diantaranya turut dibintangi oleh Oslan sendiri. Lagu-lagu karangan sutradara eks-Gumarang, Hasmanan, seperti "Pasar Baru", "Botjane", ataupun "Kasih Tak Sampai" memiliki nyawa yang dihidupkan oleh vokal Oslan. Jack Lemmers dengan Orkes Gema Iramanya hadir sebagai katalis dengan membuat arransmen cha cha yang menular dengan terhitung maju. Ia membanjiri rekaman ini dengan permainannya yang berkelas, mengadopsi teknik overdub 4 gitar ala Les Paul. Tampilnya lagu-lagu lain seperti karya legendaris Maroeti , "Stambul Cha Cha" dan karangan pribadi Oslan , "Andetja Andetji" membuat album ini menjadi pencapaian tertingginya Teruna Ria.

Album ini mendapat ranking 37 versi RSI

Sumber : RSI

Label:

posted by Tembang Pribumi @ 1:32 PM   0 comments
Noor Bersaudara
Hidayat, 1977

Noor Bersaudara akan selalu dikenang sebagai salah satu grup musik Indonesia pertama yang memiliki arransmen vokal progresif. Semua itu dimulai ketika para remaja keluarga Noor membuat band dengan konsep grup vokal pada akhir '60an setelah fase band bocah yang sempat membuat mereka beraksi secara reguler di TVRI diawal kelahirannya. The Beatles, Sergio Mendez & Brazil'66, dan juga Pointer Sisters menjadi inspirasi awal bagi karakter musik dan terutama arrannsmen vokal pria-wanita khas Noor Besaudara yang beberapa saat setelah merilis album debut mereka "ditemukan" oleh Jack Lesmana. Jack langsung mempertemukan mereka dengan para musisi jazz seperti Perry Pattiselano, Karim Suweleh, dan Benny Likumahuwa, hingga menuju dapur rekaman. Hasilnya adalah salah satu masterpiece katalog Hidayat Records yang sering merilis album jazz dan musik tradisionalnya. Pada dasarnya album ini merupakan salah satu dari serentetan rilisan dan juga show dari para pentolan jazz Indonesia saat itu untuk mengakrabi penikmat musik pop. Jack Lesmana yang membuat rekaman ini membiarkan otak musik Noor Bersaudara: Firzy & Harry, membuat arransmen dasar dari repertoar yang ia pilih. Perpaduan dari dua kubu inilah yang membuat lagu lawas seperti "Sabda Alam", "Surat Undangan", dan lagu orisinil Noor "Harapan Nan Gersang" bagai perjalanan Wisata yang tidak ingin diakhiri. Diselingi dengan lagu-lagu instrumental yang juga menampilkan Indra Lesmana saat berusia 10 tahun pada lagu karangannya sendiri "Kabur", rekaman ini menginspirasi aksi seperti White Shoeos & the Couples Company dimasa sekarang. Album ini amat mungkin menjadi sebuah rekaman musik cult seperti layaknya The Free Design bagi scene indie-pop.

Album ini mendapat urutan 88 versi RSI

Sumber : RSI

Label:

posted by Tembang Pribumi @ 1:27 PM   0 comments
Tentang Saya

Nama: Tembang Pribumi
Kediaman: Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Informasi:
See my complete profile
Jurnal Sebelumnya
Simpan Data
Halo-halo

Musik adalah Cinta Pertama Ku.

Teman-teman
Didukung oleh

BLOGGER